Saya sudah menyaksikan banyak orang Papua belanja di pasar ataupun kios, lebih memilih untuk beli barang jualan para pendatang daripada membelinya dari orang Papua sendiri. Ada beberapa kali saya tanyakan kepada mereka (tentu saja secara tindak langsung kepadanya saat membeli dar pendatang). Jawaban mereka yang pertama datang dari para aktivis Hak Asasi Manusia yang memperjuangkan Papua Merdeka.
Mereka bilang begini, “Lebih aman beli di pendatang karena mereka tidak akan kasihtahu orang Papua lain bahwa saya ada di sini!”
Dari sini saya melihat “ada rasa takut terhadap sesama orang Papua karena mulut orang Papua bocor, entah bocor karena dibocorkan atau karena memang orang Papua tidak tahu diri”, akibatnya para pejuang Papua Merdeka dan para ektivis Hak Asasi Manusia Papua merasa keberatan berbelanja di orang Papua sendiri.
Solusinya yang saya berikan dalam catatan singkat ini ialah supaya Orang Asli Papua (OAP) yang pengusaha toko, kios atau pasar tidak usah terlalu banyak bicara tentang orang Papua, khususnya orang Papua pejuang Papua Merdeka. Tidak usah kaget dan beri salam! Tidak usah beri salam macam-macam. Biarkan mereka berjalan, berbelanja dan melanjutkan kegiatan. Lakukan tugas anda berjualan! Biarkan semua berjalan menurut relnya. Jangan tiba-tiba penjual toko, warung, kios, pasar menjadi warwawan menceritakan siapa saja, apalagi bicara tentang para pejuang HAM Papua.