Suami-suami di Papua diminta stop Miras

Jayapura, Jubi – Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPP) dan Keluarga Berencana Provinsi Papua, meminta para suami untuk meninggalkan kebiasaan mengkonsumsi Miras yang hanya memberikan dampak buruk bagi kehidupan keluarga.

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P3A) dan Keluarga Berencana Provinsi Papua, Anike Rawar mengatakan Miras menjadi salah satu penyebab terjadinya kekerasan dalam rumah tangga, sehingga pihaknya tak akan berhenti mengingatkan seluruh warga, khususnya kaum laki-laki untuk stop Miras.

“Kami tetap memerjuangkan perempuan dan anak supaya merasa tenang dan aman di lingkungan keluarganya. Jadi para suami jangan lagi mengkonsumsi Miras, melainkan menyayangi istri dan anak yang merupakan generasi penerus bangsa,” kata Rawar, di Jayapura pekan kemarin.

Menurut ia, jumlah kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Papua, sudah mulai mengalami penurunan di 2018 lalu.

“Menurunnya jumlah kekerasan terhadap perempuan dan anak ini menyusul masyarakat dinilai telah sadar terhadap dampak buruk miras yang menjadi pemicu utama terjadinya kasus kekerasan,” ucapnya.

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana Yembise menyatakan perempuan dan anak di Papua masih mengalami diskriminasi, peminggiran serta kemiskinan (marjinalisasi), pelabelan (stereotype), dan menjadi kelompok yang paling rentan mengalami dampak berlipat dari kekerasan di Papua.

Untuk itu, dirinya meminta isu perlindungan perempuan dan anak di Papua harus terus dilakukan, dan membutuhkan sinergitas seluruh pemangku kepentingan yang ada di Bumi Cenderawasih.

“Memangun kesadaran pentingnya perlindungan perempuan dan anak menjadi tugas semua pihak,” kata Yembise.

Apalagi kata ia, pihaknya mencatat sepanjang 2018 terjadi 10.078 kasus kekerasan fisik, kekerasan psikis, maupun kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak di seluruh Indonesia. Sementara Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan mencatat sepanjang 2017 terjadi 2.227 kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di seluruh Indonesia, bertambah dari jumlah 1.799 kasus pada tahun sebelumnya.

“Kami selama tiga tahun terakhir menggencarkan perlindungan perempuan dan anak, antara lain dengan melibatkan partisipasi laki-laki untuk mengarus-utamakan isu itu serta melakukan kampanye “Three Ends” sebagai kunci memberdayakan perempuan dan melindungi anak,” ujarnya. (*)

Editor: Syam Terrajana

PAPUAmart.com: Waralaba Milik Perempuan Asli Papua (PAP), Mari Danai dan Lanjutkan

Sebuah revolusi bisnis telah terjadi di Tanah Papua, dipicu oleh kebijakan Koperasi Serba Usaha (KSU) Baliem Arabica yang peka terhadap potensi dan peluang dalam menjalankan usahanya, dengan melahirkan PAPUAmart.com sebagai wadah distribusi, promosi, dan penjualan produk Koperasi Kopi Papua sejak tahun 2013.

PAPUAmart.com telah menjadi toko Online tahun 2014, minimarket tahun 2015, dan disusul kios KKLingkar.com dan Café Papua bernama BANANALeaf.Café sejak 2016. Lalu Tahun 2017 telah hadir marketplace www.kklingkar.com dan www.papuamall.com untuk membantu pengusaha Asli Papua menjual produk langsung dari tempat mereka kepada pembeli di seluruh dunia.

Revolusi terus berlanjut, dan tidak banyak orang tahu bahwa PAPUAmart.com adalah icon kebangkitan entrepreneur Perempuan Asli Papua (PAP), mewakili Orang Asli Papua (OAP), di mana lebih dari 90% pengurus dan karyawan PAPUAmart.com adalah PAP telah menjalankan  Toko Online PAPUAmart.com dengan Kantor Pusat di Yogyakarta dan toko offline pertama di Sentani, Kabupaten Jayapura, serta BANANALeaf.Café di Skyline, Kota Jayapura, didirikan dan telah berjalan dalam waktu singkat dan berpotensi dikembangkan menjadi grosir, relailer online dan offline, sekaligus sebagai café dengan sistem waralaba. Ini jelas berpotensi besar menjadikan perempuan Papua sebagai nyonya di atas tanah leluhurnya sendiri.

Dalam jangka menengah perlu didirikan minimal 1 minimarket PAPUAmart.com dan 1 Café BANANA Leaf di setiap Kota dan Kabupaten di seluruh Tanah Papua dalam waktu 10 tahun pertama. Kami sudah memulainya, dan kami dapat memandang ke depan apa yang dapat kita wujudkan bersama. Modal awal yang kami butuhkan ialah Rp.5.000.000.000,- (Terbilang: Lima Milyard Rupiah). Kami terbatas dengan sumberdaya dana, satu-satunya hambatan yang menunda kelanjutan revolusi dan mujizat Tuhan di Tanah Papua.

Untuk info selengkapnya, bagi calon investor, silahkan hubungi saya, Jhon Yonathan Kwano di SMS/WA: 082210183000 atau Email: papuamart@gmail.com