Kerja, Kutukan atau Tujuan Hidup? Merusak Masa Depan Papua

Dulu orang pegunggan terkenal karena paling hebat kerja. Tapi sekarang budaya asli dan ajaran Firman mulai hilang walaupun orang bicara “mandiri” terus menurus. Di budaya dulu kalau laki laki belum tau bikin pagar, kebun, honai dan berburu dan berperang tidak mungkin dia bisa “mandiri” karena dia masi status anak, tukang minta minta….

Benjamin Wisley

Click di Sini untuk Video Lengkap

Prinsip “kerja” atau “bekerja” yang disampaikan di sini mengandung pemikiran konseptual, menggambarkan cara melihat apa yang kita lakukan dari sisi manfaat bagi peri kehidupan daripada sebatas manfaat ekonomi pribadi atau keluarga sendiri.

Aspek lain yang disinggung di sini ialah bekerja dan makan hasil keringat sendiri, bukan hasil tunggu-tunggu tiap bulan tanpa kerja apa-apa. Menjadi guru di Bokondini tetapi setiap hari tinggal di Jayapura, terima gaji dan habiskan gaji di Jayapura, misalnya.

Hal ketiga yang disinggung oleh pembicara di sini ialah slogan Papua Mandiri, bahwa Papua tidak bisa mandiri dengan paradigma berpikir sekarang, segala sesuatu harus dibantu oleh orang luar, oleh LSM luar, oleh gereja, oleh Pemerintah baru Papua bisa maju. Sementara pembicara sudah puluhan tahun berupaya mendidik dan membangun OAP untuk kemudian memimpin sekolah-sekolah yang didirikannya, tetapi beliau merasa ini gagal.

Katanya menurut rencana dulu ada 6 kampus yang mau dibangun, tetapi sebagian besar kampus saat ini tidak ada tenaga yang cukup dari OAP sendiri, terpaksa harus menyewa tenaga non-OAP dan bekerja di sekolah yang didirikannya, yaitu “Op Anggen”, yang dalam bahasa Indonesia artinya “Buah yang Baik”.

Penutup

Terlibat fokus pembicaraan di sini ialah bahwa orang gunung Papua yang dulunya terkenal rajin, ulet dan bertanggungjawab dan mampu mandiri itu tidak dapat diandalkan lagi.

Faktor pendidikan dan pengaruh dari luar dan faktor cara OAP sendiri menapis dan memilah dalam interaksi dengan dunia luar atau dengan perkembangan yang sedang terjadi menjadi faktor penentu.

Kalau seandainya OAP memiliki paradigma dan konsepsi tentang diri sendiri yang jelas dan mantap, maka apapun yang datang dari luar tidak akan merubah sendi-sendiri kehidupan, pola pikir dan konsep dasar kehidupan, sehingga interaksi oleh dunia luar tidak akan menghancurkan banyak, tetapi akan membantu meningkatkan dan memperkuat posisinya di dalam interaksi dimaksud.

Mari kita belajar dan terus belajar. Terutama belajar dari orang-orang yang telah berkarja di Tanah Papua dengan setulus hati, tanpa pamrih, dan bahkan yang mereka dapatkan ialah amarah, curiga dan caci-maki dari OAP sendiri.

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.