Cari Nama Merusak Masa Depan Papua

Dalam Video ini salah satu orang Amerika Serikat yang sudah lama mengabdi di Tanah Papua, lebih mengabdi daripada orang yang menamakan diri OAP (Orang Asli Papua) dan lebih berdedikasi dan lebih menunjukkan kerja di lapangan di Tanah Papua, terutama sekali di pegunungan tengah.

Pendapat Pak Wisely tentang apa yang sebenarnya terjadi di Tanah Papua saat ini, terutama selama 25 tahun belakangan perlu disimak dan dipelajari dalam rangka membangun “paradigma berpikir” dan “konsep” tentang diri sendiri dan tentang dunia semesta yang lebih baik, lebih jelas, lebih obyektif dan lebih komprehensif menyeluruh sehingga konsep tentang diri kita menjadi lebih utuh dan lebih membantu kita dalam mengembangkan diri ke depan.

Dengarkan Kesan Pesan Pak Wisely di sini

Menurutnya pengalaman pribadi Pak Wisely dengan nyata beliau melihat pertama-tama perubahan perilaku OAP begitu cepat, dulunya OAP selalu tersenyum, selalu ramah, selalu menerima sesama, sekarang OAP menjadi muka murah, penuh dengan curiga, penuh dengan dendam dan selalu berusaha untuk menyalahkan dan bersaing dengan orang lain dengan cara menghalang-halangi apa yang dikerjakan oleh sesama.

Dengan kata lain persaingan yang terjadi di Tanah Papua sangat tidak sehat.

Pak Wisely melihat masing-masing Bupati, Gubernur dan semua pejabat pemerintahan dan politik sedang “cari nama” sehingga dengan mudah mereka mengorbankan kepentingan-kepentingan umum. Masing-masing pihak berusaha membangun reputasi mereka sehingga mereka tidak perduli dan bahkan menghalangi apa yang dikerjakan oleh orang lain.

Kesimpulan

Kalau mau berbuat untuk Tanah dan bangsa Papua, berbuatlah tanpa pamrih, tidak usah mengharapkan pujian dari siapapun. Berbuatlah dengan sepenuh hati.

Kalau mau berbuat untuk tanah dan bangsa Papua, jangan dengan cara menghalang-halangi atau membatasi atau merusak apa yang dikerjakan oleh orang lain, atau bangsa lain.

Kita harus berlajar menerima setiap orang dengan kelebihan dan kekurangannya dan kita harus berani menerima apa saja yang dikerjakan oleh orang lain dan harus berani mengakui karya-karya, serta mendukung masing-masing menurut fungsi, peran, jabatan dan kelebihan serta kekurangan yang kita miliki.

Karena pada dasarnya manusia itu terbatas, terbatas dari berbagai sisi.

One Response

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.