“Positive Thinking” Menurut Saya Tidak Sekedar Berpikir Positif, Tetapi…

Tetapi pertama-tama, jauh sebelum “berpikir positif” kita harus dengan sadar dan bila perlu harus memaksakan diri untuk “tidak melihat semua hal dari sisi negatif“. Dengan cara pertama-tama menghindarkan diri dari melihat hal-hal dari sisi negatif, maka kita sebenarnya sudah memungkinkan diri untuk melihat semua hal dari sisi positif. Dengan melihat semua hal dari sisi positif, maka kita akan berpikir positif.

Melihat sesuatu hal, mendengar sesuatu hal, mencium sesuatu hal, biarpun kelihatannya tidak baik, biarpun kedengarannya tidak bagus, biarpun baunya tidak sedap, kita harus belajar untuk tidak bertanya dalam pikiran

  • Apa yang salah?

dan

  • Siapa yang salah?

Sebagai penggantinya, kita harus bertanya

  • Apa artinya buat saya?
  • Apa yang harus saya lakukan terhadap ini untuk mendatangkan keuntungan buat saya?

Keuntungan apapun: rohani, jasmani, ekonomi, politik, …..apa saja.

Berpikir positif tidak berarti dengan emmbabi-buta melihat semua hal sebagai baik dan diterima. Berpikir positif menurut saya berarti selalu melihat semua hal dari sisi pelajaran yang dapat kita petik untuk dijadikan bahan pelajaran dalam melangkah ke depan. Kita tidak dapat mengatakan sebuah “bau busuk” sebagai “bau harum”, atau sebuah “kerugian” sebagai “keuntungan” atau sebuah “pencurian/ pembunuhan” sebagai sesuatu yang baik. Semuanya kita tempatkan kepada porsinya masing-masing.

Tetapi intinya kita tidak hanyut dan terus tenggelam ke dapam hal-hal yang kita lihat sebagai masalah, bau tidak baik, kendengaran salah, kelihatan salah, dan sebagainya.

Berpikir positif menurut saya dalam versi budaya Jawa kita kenal istilah “Ngalir saja!!”

***

Kebiasaan beberapa budaya masyarakat tradisional di dunia sering terbalik. Sudah sering masyarakat adat mengkritik dan memarahi hal-hal yang dianggap salah. Tetapi giliran ada hal-hal yang baik dan benar, tidak pernah dipuji dan jarang disyukuri. Dengan cara berpikir dan budaya seperti ini, maka lahirlah generasi terdidik modern yang setiap saat melihat apa saja selalu secara otomatis melihatnya dari sisi negatif, dari sisi kelemahan, dari sisi kesalahan, dan berpikir selalu untuk mengkritik apa saja yang dianggapnya salah, kurang baik, salah dan sebagainya.

Tentu saja, berpikir positif tidak membabi-buta, tetapi yang terpenting berpikiran negatif setiap saat adalah penyakit yang harus dihindari manusia siapa saja yang ingin maju dan menang dalam perjuangan hidup ini.